PEMBAHASAN
THE ONE dan THE MANY
The Many (HERACLITUS)
Paham relativisme semakin
mempunyai dasar setelah Heraclitus (544-484 SM) menyatakan, “You can not step twice into the same river; for the fresh waters are ever flowing upon you” (Engkau
tidak dapat terjun ke sungai yang sama dua kali karena air sungai itu selalu
mengalir) (Warner, 1961:26).
Menurut
Heraclitus alam alam semesta ini selalu dalam keadaan berubah; yaitu yang
dingin menjadi panas, yang panas berubah menjadi dingin. Itu berarti jika kita
hendak memahami kehidupan kosmos, kita mesti menyadari bahwa kosmos itu
dinamis. Kosmos tidak dapat berhenti (diam); ia selalu bergerak, dan bergerak berarti
berubah. Gerak itu menghasilkan perlawanan-perlawanan. Itulah sebabnya ia
sampai pada kongklusi bahwa yang mendasar bahwa alam semesta ini bukanlah bahan
(stuff)-nya seperti yang di tanyakan oleh filosof pertama itu, melainkan
prosesnya (Warner, 1961: 28). Pernyataan “semua mengalir” berarti semua berubah
bukanlah pernyataan yang sederhana. Implikasi pernyataan ini amat hebat.
Pernyataan itu mengandung pengertian bahwa selalu berubah, tidak tetap.
Pengertian adil pada hari ini belum tentu masih benar besok. Hari ini 2 X 2 = 4
besok dapat saja bukan empat. Pandangan ini merupakan warna dasar filsafat
sofisme.
The One (PARMANIDES)
Parmanides adalah salah seorang
tokoh relativisme yang penting, kalau bukan yang terpenting. Parmanides yang
lahir kira-kira tahun 450 SM dikatakan senagai logikawan pertama dalam sejarah
filsafat, bahkan dapat di sebut filosof pertama dalam pengertian modern.
Sistemnya secara keseluruhan disandarkan pada deduksi logis, tidak seperti
Heraclitus, misalnya, yang menggunakan metode intuisi.Ternyataan Plato amat
menghargai metodeParmanides itu, dan Playo lebih banyak mengambil dari
Parmanides di bandingkan dengan filosof lain pendahulunya.
Dalam
The Way of Truth Parmanides bertanya:
Apa standar kebenaran dan apa ukuran realitas? Bagaimana hal itu dapat di
pahami? Ia menjawab: Ukurannya ialah logikaa yyang konsisten. Perhatikanlah
contoh berikut. Ada tiga cara berfikir tentang Tuhan: (1) ada, (2) tidak ada,
dan (3) ada dan tidak ada. Yang benar ialah ada (1) Tidak mungkin meyakini yang
tidak ada (2) sebagai ada karena yang tidak ada pastilah ada. Yang (3) pun
tidak mungkin karena tidak mungkin Tuhan itu ada dan sekaligus tidak ada.
Jadi, benar-tidaknya suatu pendapat
di ukur dengan logika. Disinilah masalah muncul. Bentuk ekstrem pernyatan itu
ialah bahwa ukuran kebenaran adalah akal manusia; ukuran kebenaran adalah
manusia.[1]
The One And
The Many dalam Al- Quran
Apabila kita merenungi sebuah ayat dalam Al- quran yaitu ( Qs, Al- Anbiya: 22 ) yang artinya sebagai
berikut:” seandainya pada keduanya ( di
langit dan di bumi ) ada tuhan- tuhan selain Allah tentu keduanya telah binasa.
Maha suci Allah yang memiliki Arsy, dam dari apa yang mereka sifatkan” dari
ayat ini kita bias mengambil kesimpulan bahwa tidak ada tiga tuhan atau lebih
yang menciptakan alam semesta ini, apabila ada maka binasalah atau hancurlah
ala mini, karena setiap tuhan memilki keinginan yang berbeda.
Jadi
hanya satu tuhan lah yang menciptakan yang banyak di alam semesta ini yaitu
Allah yang Maha Esa. Oleh karena itu kita dapat menarik satu kesimpulan bahwa
The one an The many adalah yang satu telah menciptakan yang banyak, yaitu dalam
agama islam adalah tuhan Allah swt, subhanallah islam telah menarangkan
filsafat tentang the one and the many sejak dulu sebelum peradaban manusia
belum berkembang.
PRAMATERIALISTIK
Aliran-
aliran pramatealistik, tahapan sejarah pemikiran filsafat modern menurut versi
barat dibagi menjadi tiga periode yaitu:
a.
Ancient atau zaman kuno: suatu zaman ketika manusia memiliki kecerdasan
yang murni, meskipun diawali oleh berbagai mitos, pada zaman ini, filsafat
dilahirkan dengan penuh kemurnian batin para filosof yang kemudian sebagai
fondasi perkembangan filsafat pada abad- abad selanjutnya, pada zaman inilah
kemajuan berfikir manusia mulai menampakkan diri, bahkan kemerdekaan berfikir
tidak lagi terkekang. Tidak ada kekuatan dengan dan atas nama siapapun yang
melumpuhkan pencaharian kebenaran filosofis zaman ini.
b.
Medieval atau pertengahan, yakni
zaman ketika alam pikiran dikukung dan didominasi oleh kekuatan dan kekuasaan
gereja, pada zaman ini kebebasan berfilsafat benar- benar dibatasi yang
mengakibatkan ilmu pengetahuan dikebiri
dan filsafat pun jatuh bangun dari hasrat radikalisasi pemikirannya.
c.
Zaman modern yakni, zaman sesudah abad pertengahan berakhir hingga
sekarang yang berbeda jauh dari zaman- zaman sebelumnya. Kebebasan berfikir
bukan hanya menjadi hak setiap orang, bahkan menjadi ideologi kaum intelektual.
Zaman modern adalah zaman yang dating stelah sekian
lama dinantikan semua manusia yang memiliki peradaban yang tinggi. Setelah
beberapa ilmuan dan filosof terkekang oleh kekuatan politik yang bergerak
dengan mengatasnamakan agama, tuhan, dan para dewa. Pada zaman ini perbudakan
diluluhlantahkan oleh kesadaran manusia terhadap jati dirinya. Harga diri
manusia bangkit dengan menjulangnya komunikasi global dan perkembangan ilmu
pengetahuan yang tidak terditeksi sebelumnya.
Ciri- cirri pemikiran filsafat modern, antara lain
menghidupkan kembali rasionalisme keilmuan subjektivisme ( individualism ),
humanism, dan lepas dari pengaruh atau dominasi agama ( gereja ). Menurut J.
burekhardt ( 1860 M ), dari konsep sejarah pemikiran yang menunjuk kepada
periode yang bersifat individualisme, kebangkitan kembali kebebasan berfikir
merupakan masa yang benar- benar controversial dengan masa pada abad
pertengahan.
Ahmad Syadzalia dan Mudzakir ( 2004: 101 ) menguraikan
secara panjang lebar bahwa filsafat modern pada pokoknya dimulai dengan tiga
aliran yaitu:
ü Aliran rasionalisme dengan tokohnya Rene Descartes (
1596- 1950 M )
ü Aliran empirisme dengan tokohnya Francis Bacon ( 1210-
1292 M )
ü Aliran kristisisme dengan tokohnya Immanuel Kant (
1724- 1804 M )
FILSAFAT
ALAM SEBAGAI SIKAP DEMITOLOGI
Filsafat
alam merupakan bentuk lahirnya sebuah pemikiran manusia dalam memahami sesuatu
melalui akalnya. Pada abad ke- 6 SM, perkembangan terjadi disejumlah tempat
terpisah di seluruh dunia. Di berbagai wilayah, seperti timur mediterania,
cina, india, yunani, para pemikir kreatif mulai memahami fenomena alam dengan
akalnya.mereka menentang nitologi, kepercayaan, religi masyarakatnya yang masih
berfikir abstrak. Mereka adalah filosof
yang mencari kebenaran dan jawaban- jawaban logiika.
Mereka
adalah orang- orang pintar, orang bijak yang percaya akan kecerdasannya
sendiri, bersikap kritis terhadap opini populer, dan persuasive terhadap para
pengikutnya. Mereka menolak mitos bahwa kehidupan ini lahir hasil dari
persetubuhan langit dan bumi. Bahwa venus muncul dari lautan zeus.
Mereka
menolak dengan tegas konsep tentang hakikat sesuatu yang berhubungan dengan
dewi- dewi, dengan memahami sesuatu sehingga membuat pertanyaan terjawab dengan
jawaban kehendak dewa menurut penyair Hesiod, Yng pertama adalah Chaos, bukan
dalam arti kekacauan yang sempurna, melainkan dalam sebuah ketiadaan bentuk
baranagkali Hesiod ingin menerangkan jurang antara langit dan bumi.
Dalam
kosmologi yunani kuno dunia dibayangkan sebuah cakram bundar yang datar,
ditangkupi sebuah cawan yang kita lihat sebagai langit. Di bawahnya dunia yang
dihinggapi oleh sesuatu yang mirip batang pohon. Dunia berakar dalam hades,
dunia bawah, alam yang paling gelap.
Nalar
mulai mencermati alam. Dia berfikir bahwa alam semesta ini bisa dipahami oleh
alam bukan mitos dan takhayul. Dia membuat teori bahwa asal usul ala mini
adalah terbuat dari air. Dia berpendapat bahwa sebagian besar bumi ini adalah
air.
KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan yang kita dapat ambil pelajarannya dari makalah singkat ini adalah
sebagai berikut:
.
Ada tiga cara berfikir tentang Tuhan: (1) ada, (2) tidak ada, dan (3) ada dan
tidak ada. Yang benar ialah ada (1) Tidak mungkin meyakini yang tidak ada (2)
sebagai ada karena yang tidak ada pastilah ada. Yang (3) pun tidak mungkin
karena tidak mungkin Tuhan itu ada dan sekaligus tidak ada. Jadi,
benar-tidaknya suatu pendapat di ukur dengan logika. Disinilah masalah muncul.
Bentuk ekstrem pernyatan itu ialah bahwa ukuran kebenaran adalah akal manusia;
ukuran kebenaran adalah manusia.
Apabila kita merenungi sebuah ayat dalam Al- quran
yaitu ( Qs, Al- Anbiya: 22 ) yang
artinya sebagai berikut:” seandainya pada
keduanya ( di langit dan di bumi ) ada tuhan- tuhan selain Allah tentu keduanya
telah binasa. Maha suci Allah yang memiliki Arsy, dam dari apa yang mereka
sifatkan” dari ayat ini kita bias mengambil kesimpulan bahwa tidak ada tiga
tuhan atau lebih yang menciptakan alam semesta ini, apabila ada maka binasalah
atau hancurlah ala mini, karena setiap tuhan memilki keinginan yang berbeda. Jadi
hanya satu tuhan lah yang menciptakan yang banyak di alam semesta ini yaitu
Allah yang Maha Esa. Oleh karena itu kita dapat menarik satu kesimpulan bahwa
The one an The many adalah yang satu telah menciptakan yang banyak, yaitu dalam
agama islam adalah tuhan Allah swt.
Dalam kosmologi yunani kuno dunia dibayangkan sebuah
cakram bundar yang datar, ditangkupi sebuah cawan yang kita lihat sebagai
langit. Di bawahnya dunia yang dihinggapi oleh sesuatu yang mirip batang pohon.
Dunia berakar dalam hades, dunia bawah, alam yang paling gelap.
DAFTAR
FUSTAKA
DR.
Ahmad, Filsafat Umum, Remaja
Rosdakakarya, Bandung: 2009.
Suhendi,
Prof. DR. H. Hendi. Filsafat Umum, Pustaka Setia, Bandung: 2008
Al-
Quran Terjemah, Darus Sunnah.
Leave a comment