BAB I
PENDAHULUAN
1.
A. Latar Belakang
Lingkung an yang nyaman dan mendukung
terselenggaranya suatu pendidikan amat dibutuhkan dan turut berpengaruh
terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. Demikian pula dalam
sistem pendidikan Islam, lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sesuai
dengan karakteristik pendidikan Islam itu sendiri.[1]
Dalam literatur pendidikan,
lingkungan biasanya disamakan dengan institusi atau lembaga pendidikan.
Meskipun kajian ini tidak dijelaskan dalam al-Qur’an secara eksplisit, akan
tetapi terdapat beberapa isyarat yang menunjukkan adanya lingkungan pendidikan
tersebut. Oleh karenanya, dalam kajian pendidikan Islam pun, lingkungan
pendidikan mendapat perhatian.Pengaruh lingkungan ini tentu dianalisis dengan
menggunakan paradigma pendidikan Islam. Lingkungan dalam perspektif pendidikan
Islam harus menunjang tercapainya tujuan pendidikan Islam. Jika lingkungan
tidak sinergis dengan pencapaian tujuan pendidikan, maka ketercapaian tujuan
pendidikan Islam sangat sulit dilakukan.[2]
Dalam perspektif pendidikan
Islam, lingkungan dapat memberi pengaruh yang positif atau negative terhadap
pertumbuhan jiwa dan kepribadian anak. Pengaruh lingkungan yang dapat terjadi
pada anak diantaranya adalah akhlak dan sikap keberagamaannya. Mengingat
besarnya pengaruh lingkungan terhadap kepribadian dan watak anak, maka dalam
perspektif pendidikan Islam lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan
fisiologis, psikologis dan sosio-kultural.
Dari urian diatas dapat diketahui bagaimana
pentingnya Lingkungan terhadap terjadinya proses pendidikan terutama pendidikan
Islam. Makanya kita akan menguraikan makalah ini yang berjudul “Lingkungan
Pendidikan Dalam Pendidikan Islam”.
B. Rumusan
Masalah
Dari Uraian diatas dapat
kita rumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Apa Pengertian Lingkungan secara umum?
2.
Apa Pengertian Lingkungan Pendidikan dalam
perspektif pendidikan Islam?
3.
Apa macam-macam lingkungan pendidikan Islam?
1.
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui pengertian lingkungan
secara umum.
2.
Untuk mengatahui Pengertian Lingkungan
Pendidikan dalam perspektif pendidikan Islam.
3.
Untuk mengetahui macam-macam lingkungan
pendidikan Islam.
1.
D. Manfaat Penulisan
a. Bagi
guru
Dengan materi lingkungan pendidikan dalam
pendidikan Islam ini dapat dijadikan guru sebagai pedoman/rujukan pembinaan
anak didik dalam rangka membentuk kepribadian yang baik, serta dapat
menyesuaikan dengan masyarakat.
b. Bagi anak
didik
Materi lingkungan pendidikan dalam pendidikan
Islam dapat dijadikan sebagai landasan pribadi bagi anak dalam rangka
perkembangan pribadi diri sendiri dan juga sebagai kontrol dalam pengembangan
jiwanya.
c. Orang
tua
Orang tua mempunyai peranan sangat penting
dalam perkembangan kepribadian anak oleh karenanya dengan materi tersebut dapat
dijadikan landasan dan pedoman guna menciptakan kepribadian anak yang khoirun
nas.
BAB II
PEMBAHASAN
LINGKUNGAN PENDIDIKAN DALAM PENDIDIKAN
ISLAM
1.
A. Pengertian
Lingkungan
Lingkungan adalah sesuatu yang berada
diluar diri anak dan mempengaruhi perkembanganya. Menurut Sartain (Ahli
psikolog dari Amerika) mengatakan bahwa yang dimaksud lingkungan sekitar
adalah meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu
mempengaruhi tingka laku manusia, pertumbuhan, perkembagan, kecuali
gen-gen.[3]
Pendapat lain mengatakan bahwa di dalam
lingkungan itu tidak hanya terdapat sejumlah faktor pada sesuatu saat,
melainkan terdapat pula faktor-faktor lain yang banyak jumlahnya, yang secara
potensial dapat mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku anak. Tetapi secara
actual hanya faktor-faktor yang ada di sekeliling anak tersebut yang secara
langsung mempengaruhi pertumbuhan dan tingkah laku anak.
Secara Fisiologis, lingkungan meliputi segala
kondisi dan material jasmaniah di dalam tubuh anak, seperti gizi, vitamin, air,
zat asam, suhu, sistem syaraf, peredaran darah, pernafasan, pencernaan makanan,
kelenjar-kelenjar indoktrin, sel-sel pertumbuhan dan kesehatan jasmani.
Secara psikologis, lingkungan mencakup segala
stimulasi yang diterima oleh individu mulai sejak dalam konsepsi, kelahiran,
sampai matinya. Stimulasi itu misalnya, berupa sifat genus, interaksi genus,
selera, keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, kemauan,
emosi, dan kapasitas intelektual.
Secara sosio cultural, lingkungan mencakup
segenap stimulasi, interaksi, dann kondisi eksternal dalam hubungannya dengan
perlakuan ataupun karya orang lain. Pola hidup keluarga, pergaulan kelompok,
pola hidup masyarakat, letihan, pendidikan, belajar, pengajaran, bimbingan dan
penyuluhan adalah termasuk lingkungan ini. (Wasty Sumanto, 1990:80).
Tonies (1936) membedakan lingkungan menjadi:
1. Gemeinschaft (community
–peguyuban) yaitu kelompok atau kesatuan hidup bersama yang bersifat
tradisional. Ada ikatan kekerabatan, ikatan adat kebiasaan norma, pola tingkah
laku.
2. Gesellschaft (Society –
patembayan) yaitu kelompok / kesatuan hidup bersama yang bersifat
modern. Ada ikatan formal-rasional dengan aturan-aturan yang ditentukan untuk
mengatur kehidupan bersama (kota, Negara, organisasi ekonomi, organisasi
politik) (Wens Tanlain, dkk, 1992:40).[4]
Lingkungan merupakan salah satu faktor
pendidikan yang ikut serta menentukan corak pendidikan Islam, yang tidak
sedikit pengaruhnya terhadap anak didik. Lingkungan yang dimaksud disini adalah
lingkungan yang berupa keadaan alam sekitar yang dapat mempengaruhi
pendidikan anak. Anak didik akan untung apabila mendapat pengaruh yang bai,
sebaliknya anak didik akan rugi apabila mendapat pengaruh yang kurang baik.
1.
B. Pengertian
Lingkungan Pendidikan dan Macamnya
Menurut Milieu, yang dimaksud lingkungan
ditinjau dari perspektif pendidikan Islam adalah sesuatu yang ada disekeliling
tempat anak melakukan adaptasi, meliputi:
1.
Lingkungan alam, seperti udara, daratan,
pegunungan, sungai, danau, lautan, dsb.
2.
Lingkungan Sosial, seperti rumah tangga,
sekolah,dan masyarakat.
Kihajar Dewantara mengartikan lingkungan
dengan makna yang lebih simple dan spesifik. Ia mangatakan bahwa apa yang
dimaksud dengan lingkungan pendidikan berada dalam 3 pusat lembaga pendidikan
yaitu:
1.
Lingkungan keluarga
2.
Lingkungan Sekolah
Menurut Drs.Abdurrahman Saleh ada tiga macam
pengaruh lingkungan pendidikan terhadap keberagaman anak, yaitu:
1.
Lingkungan yang acuh tak acuh terhadap agama.
Lingkungan semacam ini adakalanya berkebaratan terhadap pendidikan agama, dan
adakalanya pula agar sedikit tahu tentang hal itu.
2.
Lingkungan yang berpegang teguh kepada
tradisi agama tetapi tanpa keinsyafan batin. Biasanya lingkungan demikian
menghasilkan anak-anak beragama yang secara tradisional tanpa kritik atau
beragama secara kebetulan.
3.
Lingkungan yang memiliki tradisi agama dengan
sadar dan hidup dalam kehidupan agama. Lingkungan ini memberikan motivasi
(dorongan) yang kuat kepada anak untuk memeluk dan mengikuti pendidikan agama
yang ada.[6]
Dari uraian tersebut di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa lingkungan pendidikan itu dapat dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu:
1.
Pengaruh lingkungan positif
2.
Pengaruh lingkungan negatif
3.
Pengaruh netral
1.
a. Lingkungan
Keluarga
Keluarga adalah lingkungan utama yang dapat
membentuk watak dan karakter manusia. Keluarga adalah lingkungan pertama dimana
manusia melakukan komunikasi dan sosialisasi diri dengan manusia lain selain
dirinya. Di keluarga pula manusia untuk pertama kalinya dibentuk baik
sikap maupun kepribadiannya.
Lembaga pendidikan keluarga merupakan lembaga
pendidikan yang pertama, karena didalam keluarga inilah tempat meletakkan
dasar-dasar kepribadian anak.
Dalam ajaran Islam telah dinyatakan oleh Nabi
Muhammad Saw dalam sabdanya yang berbunyi:
كلّ
مولودٍ يولد على الفطرة وانّما ابواه يمجّسا نه او يهـوّ دانه او ينصّرانه
Artinya: “Setiap anak dilahirkan atas
dasar fitrah,maka sesungguhnya kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia
Majusi, Yahudi dan Nasrani”
Berdasarkan hadist tersebut, jelaslah bahwa
orang tua memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian anak didik. Anak
dilahirkan dalam keadaan suci, adalah menjadi tanggung jawab orang tua untuk
mendidiknya.[7]
Dalam hal ini Allah berfirman:
$pkr’¯»t
tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR ……………(التحريم: ٦)
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka…..(at-Tahrim:6)
Disinilah letak tanggung jawab orang tua
untuk mendidik anak-anaknya, karena anak adalah amanat Allah yang diberikan
kepada kedua orang tua yang kelak akan diminta pertanggung jawaban atas
pendidikan anak-anaknya.
Dalam hadist lain juga disebutkan
علٍّموا
اولادكم السباحـة والرّيامـة (رواه الزيلني)
Artinya “Ajarilah anak-anakmu berenang dan
memanah” (HR. Zailani)
Yang dimasud dengan berenang dan memanah
dalam hadist ini adalah kewajiban orang tua untuk mendidiknya dalam pendidikan
agama dan pendidikan umum, termasuk di dalamnya adalah pendidikan keterampilan.[8]
Keluarga dalam perspektif pendidikan Islam
memiliki tempat yang sangat strategis dalam pengembangan kepribadian hidup
seseorang. Baik buruknya kepribadian seseorang akan sangat tergantung pada baik
buruknya pelaksanaan pendidikan Islam di keluarga.
Fungsi keluarga dalam kajian lingkungan
pendidikan sebagai institusi social dan institusi pendidikan keagamaan.
1.
Keluarga sebagai Institusi Sosial
Orang tua berkewajiban untuk mengembangkan
fitrah dan bakat yang dimilikinya. Pendidikan dalam perspektif ini, tidak
menempatkan anak sebagai objek yang dipaksa mengikuti nalar dan kepentingan
pendidikan, tetapi pendidikan anak berarti mengembangkan potensi dasar yang
dimiliki anak yang dimaksud. Dalam Islam, potensi yang dimaksud cenderung pada
kebenaran. Karena ia cenderung pada kebenaran, maka orang tua dituntut untuk
mengarahkannya.[9]
Posisi keluarga seperti gambar di atas,
menurut M. Noorsyam (1988:23) telah menunjukkan bahwa keluarga pada
hakekatnya berperan sebagai inetitusi sosial. Keluarga menjadi bagian dari
masyarakat dan Negara. Tanggung jawab sosial dalam keluarga, akan menjadi
kesadaran bagi perwujudan masyarakat yang baik.
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang
pertama. Di lingkungan ini anak akan diperkenalkan dengan kehidupan sosial.
Adanya interaksi antara anggota keluarga yang satu dengan keluarga yang lainnya
menyebabkan ia menjadi bagian dari kehidupan sosial.[10]
1.
Keluarga sebagai Institusi
Pendidikan/Keagamaan
Manusia adalah satu-satunya mahluk yang dapat
dididik dan membutuhkan pendidikan. Dalam perspektif Islam, yang jauh lebih
penting lagi adalah bagaimana orang tua membantu perkembangan psikologis dan
intelektual anak. Aspek ini membutuhkan kasih sayang, asuhan dan perlakuan yang
baik. Termasuk yang jauh lebih penting lagi adalah peran orang tua menanamkan
nilai-nilai keagamaan dan keimanan anak. Model pendidikan keimanan yang
diberikan orang tua kepada anak, dituntut agar lebih dapat merangsang anak
dalam melakukan contoh perilaku orang tua (uswatun hasanah).[11]
1.
b. Lingkungan
Sekolah
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang sangat
penting sesudah keluarga, karena semakin besar kebutuhan anak, maka orang tua
menyerahkan tanggung jawabnya sebagian kepada lembaga sekolah. Sekolah
berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam mendidik anak. Sekolah memberikan
pendidikan dan pengajaran kepada anak-anak menganai apa yang tidak dapat atau
tidak ada kesempatan orang tua untuk memberikan pendidikan dan pengajaran di
dalam keluarga. Oleh karena itu sudah sepantasnyalah orang tua menyerahkan
tugas dan tanggung jawabnya kepada sekolah.[12]
Tugas guru dan pemimpin sekolah di samping
memberikan ilmu pengetahuan-pengatahuan, keterampilan, juga mendidik anak
beragama. Disinilah sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam
memberikan pendidikan dann pengajaran kepada anak didik. Pendidikan budi
pekerti dan keagamaan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah haruslah
merupakan kelanjutan, setidak-tidaknya jangan bertentangan dengan apa yang
diberikan dalam keluarga.
Sekolah telah membina anak tentang
keceerdasan, sikap, minat, dan lain sebagainya dengan gaya dan caranya sendiri
sehingga anak mentaatinya. Lingkungan yang positif adalah terhadap
pendidikan Islam yaitu lingkungan sekolah yang memberikan fasilitas dan
motivasi untuk berlangsungnya pendidikan agama ini. Sedangkan lingkungan
sekolah yang netral dan kurang menumbuhkan jiwa anak untuk gemar beramal, justru
menjadikan anak jumud, picik, berwawasan sempit. Sifat dan sikap ini menghambat
pertumbuhan anak. Lingkungan sekolah yang negatif terhadap pendidikan agama
yaitu lingkungan sekolah berusaha keras meniadakan kepercayaan agama di
kalangan anak didik.[13]
Bagi setiap muslim yang benar-benar beriman
dan melaksanakan ajaran-ajaran Islam, mereka berusaha untuk memasukkan
anak-anaknya ke sekolah-sekolah yang diberikan pendidikan agama. Dalam hal ini
mereka mengharapkan agar anak didiknya kelak memiliki kepribadian yang sesuai
dengan ajaran Islam atau dengan kata lain berkepribadian muslim. Yang dimaksud
dengan berkepribadian muslim adalah kepribadian yang seluruh aspeknya baik
tingkahlakunya, kegiatan jiwanya maupun filsafat hidup dan kepercayaannya
menunjukkan pengabdiannya kepada Tuhan, penyerahan diri kepada-Nya.
1.
c. Lingkungan
Masyarakat
Lembaga pendidikan masyarakat merupakan lembaga
pendidikan yang ketiga sesudah keluarga dan sekolah. Corak ragam pendidikan
yang diterima anak didik dalam masyarakat ini banyak sekali, yaitu meliputi
segala bidang baik pembentukan kebiasaan, pembentukan pengetahuan, sikap
dan minat maupun pembetukan kesusilaan dan keagamaan.
Pendidikan dalam pendidikan masyarakat ini
bisa dikatakan pendidikan secara tidak langsung, pendidikan yang dilaksanakan
dengan tidak sadar olehh masyarakat. Dan anak didik secara sadar atau tidak
telah mendidik dirinya sendiri, mencari pengetahuan dan pengalaman sendiri,
mempertebal keimanan serta keyakinan dan keagamaan di dalam masyarakat.[14]
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Setelah kami uraiankan makalah tentang
Lingkungan pendidikan dalam pendidikan Islam di atas maka dapat kami simpulkan
sebagai berikut:
1.
Pengertian Lingkungan adalah sesuatu
yang berada diluar diri anak dan mempengaruhi perkembanganya.
2.
Lingkungan pendidikan Islam dalam perspektif
Islam adalah sesuatu yang ada disekeliling tempat anak melakukan adaptasi, yang
meliputi lingkungan alam dan sosial.
3.
Secara global lingkungan pendidikan dalam
pendidikan Islam di kelompokkan menjadi 3 yaitu lingkungan keluarga, sekolah
dan masyarakat.
4.
Lingkungan keluarga adalah lingkungan
keluarga yang pertama kali dalam membentuk kepribadian anak, makanya peran
orang tua sangat penting dan berpengaruh sekali terhadap perkembangan jasmani
maupun rokhani. Model pendidikan keimanan yang diberikan orang tua kepada anak,
dituntut agar lebih dapat merangsang anak dalam melakukan contoh perilaku orang
tua (uswatun hasanah).
5.
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang nomor
dua sesudah keluarga, karena semakin besar kebutuhan anak, maka orang tua
menyerahkan tanggung jawabnya sebagian kepada lembaga sekolah. Makanya sekolah
merupakan lembaga pendidikan sebagai penerus dari keluarga karena itu apa yang
diajarkan oleh keduanya jangan sampai bertentangan.
6.
Pendidikan dalam pendidikan masyarakat ini
bisa dikatakan pendidikan secara tidak langsung, pendidikan yang dilaksanakan
dengan tidak sadar olehh masyarakat. Dan anak didik secara sadar atau tidak
telah mendidik dirinya sendiri, mencari pengetahuan dan pengalaman sendiri,
mempertebal keimanan serta keyakinan dan keagamaan di dalam masyarakat.
7.
Dari ke-3 lingkungan pendidikan diatas harus
dapat berjalan seiring dan bekerja sama dengan baik agar tujuan pendidikan anak
dapat tercapai yaitu menuju khoirun nas dan khoiro
ummatin.
1.
Saran dan Harapan
Dari uraian materi makalah diatas dapat
dijakadikan sebagai acuan dalam pengembangan anak yang meliputi jiwa dan
raganya sehingga harapannya anak didik nantinya dapat memperoleh lingkungan
pendidikan yang baik dan sesuai kebutuhan anak.
Demikian makalah yang kami susun, pastilah
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan karena kami
sadar ini merupakan keterbatasan dari kami. Makanya kami mengharap kritik dan
saran yang membangun guna kesempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita. Amin
DAFTAR PUSTAKA
Uhbiyati, Nur dan Ahmadi, Abu, Ilmu
Pendidikan Islam I (IPI), Bandung, CV. PUSTAKA SETIA, 1997
Saleh, Abdurrahman, Didaktik dan Methodik
Pendidikan Agama, Jakarta, Bulan Bintang, 1969
Bakry, Dr. Sama’un, Menggagas Konsep Ilmu
Pendidikan Islam, Bandung, Pustaka bani quraisy, 2005
Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan
Islam,Jakarta: Bumi Aksara,1992
http://blog.re.or.id/pendidikan-islam-indonesia.htm
http://mhdkosim.blogspot.com/2008/12/makalah-filsafat-pendidikan-islam.html
[1] http://blog.re.or.id/pendidikan-islam-indonesia.htm
[2] http://mhdkosim.blogspot.com/2008/12/makalah-filsafat-pendidikan-islam.html
[3] Dra. Hj Nur Uhbiyati dan Drs. H. Abu
Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam I (IPI), (Bandung, CV. PUSTAKA
SETIA, 1997) hlm.234
[4] Dr. Sama’un Bakry, M.Ag, Menggagas Konsep
Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung, Pustaka bani quraisy, 2005)
hlm.97
[5] Ibid, hlm. 97
[6] Drs. Abdurrahman saleh, Didaktik dan
Methodik Pendidikan Agama, (Jakarta, Bulan Bintang, 1969), hlm. 77-78
[7] Dra. Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan
Islam,(Jakarta: Bumi Aksara,1992) hlm.177
[8] Ibid. hlm. 178
[9] Dr. Sama’un Bakry, op.cit, hlm.
104
[10] Ibid. hlm. 106
[11] Ibid. hlm. 109
[12] Dra. Zuhairini, dkk. Op.cit, hlm.
179
[13] Dra. Hj Nur Uhbiyati dan Drs. H. Abu
Ahmadi, op.cit, hlm. 240
[14] Dra. Zuhairini, dkk. Op.cit, hlm.
180
Leave a comment